ISO 9001 merupakan standar internasional yang digunakan oleh organisasi di seluruh dunia untuk sistem manajemen mutu. Sistem Manajemen Mutu (QMS) adalah pendekatan sistematis dalam mengelola proses bisnis dengan fokus pada kepuasan pelanggan dan peningkatan kinerja organisasi secara keseluruhan. Untuk memastikan QMS berjalan dengan baik dan efektif, penting bagi organisasi untuk secara teratur mengukur kinerja sistem manajemen mutu mereka. Bagaimana cara mengetahui apakah sistem manajemen mutu yang diimplementasikan berjalan dengan baik dan efektif?
Berikut ini beberapa cara untuk mengukur kinerja sistem manajemen mutu ISO 9001:
1. Penilaian Internal
Penilaian internal dilakukan oleh organisasi untuk mengevaluasi kinerja sistem manajemen mutu mereka sendiri. Tujuan dari penilaian internal adalah untuk mengidentifikasi kelemahan dan peluang perbaikan dalam QMS. Organisasi dapat menggunakan daftar pertanyaan ISO 9001 atau panduan internal yang disusun oleh organisasi sendiri dalam melakukan penilaian internal. Penilaian internal harus dilakukan secara rutin dan hasilnya dilaporkan kepada manajemen.
Baca juga : peranan auditor dalam iso (international standard organization)
2. Audit Eksternal
Audit eksternal dilakukan oleh pihak luar, seperti lembaga sertifikasi atau pihak ketiga yang independen. Audit ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian QMS dengan standar ISO 9001 dan memastikan bahwa QMS dapat memberikan kepuasan pelanggan secara konsisten. Hasil dari audit eksternal dapat digunakan untuk mendapatkan sertifikasi ISO 9001, yang pada akhirnya bisa membantu organisasi untuk memperoleh kepercayaan pelanggan dan meningkatkan reputasi mereka di mata pelanggan.
3. Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator/KPI)
KPI adalah parameter atau ukuran yang digunakan untuk mengukur kinerja sistem manajemen mutu ISO 9001. KPI dapat diukur dengan dua cara, secara langsung atau tidak langsung, tergantung pada tujuan pengukuran apa yang diinginkan. KPI harus relevan dengan tujuan organisasi dan dapat diukur secara konsisten. Contoh KPI disini bisa seperti waktu pengiriman produk, tingkat kepuasan pelanggan, tingkat pengembalian produk, tingkat kesalahan produksi, dsb.
4. Evaluasi Pelanggan
Evaluasi pelanggan dilakukan untuk menilai kepuasan pelanggan terhadap produk atau layanan yang diberikan oleh organisasi. Evaluasi pelanggan dapat dilakukan melalui survei atau wawancara langsung. Hasil evaluasi pelanggan ini dapat digunakan untuk menentukan perbaikan seperti apa yang diperlukan dan bagaimana meningkatkan kepuasan pelanggan.
Baca juga : 5 alasan mengapa anda sangat membutuhkan iso 9001
5. Perbaikan Berkelanjutan
Perbaikan berkelanjutan adalah proses yang dilakukan oleh organisasi untuk terus meningkatkan kinerja sistem manajemen mutu. Proses ini melibatkan identifikasi kelemahan dalam QMS dan pengembangan tindakan perbaikan. Organisasi wajib melacak dan melaporkan perbaikan apa saja yang dilakukan serta memantau efektivitasnya untuk QMS.
6. Benchmarking
Benchmarking adalah proses membandingkan kinerja organisasi dengan organisasi sejenis dalam industri yang sama. Benchmarking membantu organisasi dalam mengetahui sejauh mana kinerja mereka dibandingkan dengan pesaing dan menemukan praktik terbaik untuk diterapkan.
Demikianlah beberapa cara untuk mengukur kinerja sistem manajemen mutu ISO 9001. Terdapat enam cara yang telah dijelaskan dalam artikel ini, namun masih banyak cara lain yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja tersebut.
Semoga artikel diatas bermanfaat bagi pembaca, apabila pembaca membutuhkan informasi lenbih lanjut dalam pendampingan untuk mendapatkan sertifikasi ISO. Silahkan hubungi kami di sini 081252982900.