Pada saat ini tidak menutup kemungkinan perusahaan diurus oleh suami istri. Umumnya bisnis konvensional selalu dilakukan seperti itu, sehingga pemilik usaha tidak bisa berkutik dengan waktunya yang habis sehari-hari untuk mengurus bisnis. Khususnya dalam mengelola keuangan. Pemilik bisnis belum percaya betul dengan karyawannya sendiri. Oleh karena belum ada sistem baku mengenai pengelolaan keuangan, maka pemilik bisnis tidak bisa kemana-mana karena takut keuangan perusahaan akan diakali oleh karyawan.
Sebenarnya tidak perlu kuatir dengan hal ini selama ada sistem manajemen yang di-desain sesuai dengan risk management, dimana karyawan yang terlibat dengan keuangan saling mengontrol. Jadi siapa yang memegang uang? Tentunya bisa karyawan. Sehingga perusahaan bisa berjalan secara autopilot dan pemilik tinggal mengontrolnya saja.
Beberapa langkah yang mesti dilakukan agar perusahaan aman secara keuangan, antara lain :
1. Buat desain sistem manajemen dengan mengacu pada risk manajemen.
2. Gunakan software accounting untuk mendapatkan dash board laporan keuangan.
3. Bayar auditor luar secara berkala untuk lakukan audit.
Mari kita bahas satu persatu poin-poin di atas. Pertama, untuk membuat desain sistem manajemen diawali dahulu dengan membuat struktur organisasi perusahaan sedemikian rupa agar struktur organisasi ini tersistematis dan satu SDM dengan lainnya saling terkontrol. Setelah struktur organisasi dibuat, dibuatlah job decription yang terinci dengan tanggung jawab dan wewenang yang jelas. Buat SOP yang terstruktur sesuai dengan proses bisnis yang ada di perusahaan dan saling terhubung dan terkontrol. Buat penilaian untuk karyawan yang telah mengemban tugas dan tanggung jawab. Dengan begitu di dalam perusahaan telah terbentuk alur kerja yang jelas dan siapa yang bertanggung jawab dan apa saja yang mesti dilaporkan. Jika konteksnya adalah mengenai keuangan, maka siapa yang wajib melaporkan keuangan? Finance akan melaporkan kondisi keuangan perusahaan, dan accounting melaporkan kondisi pencatatan keuangan perusahaan.
Untuk memastikan pekerjaan karyawan dibagian finance dan accounting melakukan pekerjaannya dengan benar maka sebaiknya menggunakan software atau sistem informasi manajemen agar secara nyata semua tercatat secara sistematis, selain back up manual yang secukupnya. Misalnya mengenai Kas keluar selain ada manual catatan kas keluar di buku jurnal umum, juga giro/cek keluar masuk ada catatan manual selain ada pencatatan juga di sistem. Software accounting bisa bekerja dengan baik menggantikan tenaga manusia yang selama ini dilakukan secara manual.
Gunakan auditor luar untuk memastikan bahwa apa yang dikerjakan oleh bagian finance dan accounting ini sudah benar dan tidak terjadi kebocoran. Pada saat audit banyak yang mesti diperiksa, mulai kas keluar dan masuk, inventory* maupun uang yang ada di bank. Kenapa inventory perlu diperiksa, karena harta perusahaan tidak hanya pada uang tunai dan uang yang ada di bank, tetapi inventory juga merupakan kekayaan perusahaan.
Melalui langkah tiga poin di atas maka perusahaan yang tadinya bersistem tradisional yang dikelola pemilik, sekarang bisa dikelola karyawan dengan tetap masih bisa dilakukan kontrol. Siapa yang mengontrol? Pengontrol pertama karyawan itu sendiri karena dalam sistem manajemen dibuat struktur dan flow pekerjaan yang saling mengontrol, lalu dash board yang ditetapkan berisi laporan apa saja baik Neraca, rugi laga dan arus kas. Pengontrol berikutnya adalah auditor internal maupun external. Dengan demikian bisnis kita akan aman secara keuangan, sepanjang kita mau melepas untuk dikerjakan oleh karyawan dan dikontrol oleh pihak-pihak yang sudah ditentukan.
Semoga artikel di atas bermanfaat bagi pembaca, apabila pembaca membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai artikel tersebut diatas, atau pendampingan dalam desain sistem manajemen, training pengelolaan piutang dan membutuhkan software accounting. Silahkan hubungi di groedu@gmail.com atau wa ke 081-252982900. Kami siap membantu.