PILAR-PILAR UTAMA BISNIS UNTUK MENUJU EXIT STRATEGI DALAM MEMBIMBING ANDA AGAR MENJADI BUSINESS OWNER

Stigmanya dari kebanyakan orang adalah jika ingin punya bisnis, maka bisnisnya mau tidak mau harus jalan, yang punya malah jalan-jalan, betul apa tidak? Padahal problematika yang sebenarnya terjadi adalah mereka tidak tahu bisnisnya sedang berada pada fase seperti apa. Bisnis yang baru saja di buat, belum terlalu stabil, kemudian langsung ditinggalkan begitu saja, padahal sebenanrya bisnis tersebut belum mampu untuk bisa berjalan dengan baik.

Ingatlah, bahwa memiliki bisnis sendiri itu rasanya sama seperti kita sedang memiliki baby. Punya anak untuk pertama kalinya, baru lahir, senang namun juga sengsara, lalu hal seperti apa yang harus dilakukan? Orang tua pastinya akan lebih banyak perhatiannya untuk si baby ini, full merawat dan menjaganya. Ya sama saja dengan memiliki bisnis sendiri, masih baru saja dibuka, kita juga harus memiliki perhatikan penuh untuk bisnis tersebut.

Business exit strategy yang dimaksudkan di sini adalah kita harus menjadi seorang business owner not business operator. Seperti apa itu? Business owner, kita mau masuk kapan, keluar kapan bebas, bisnis masih tetap bisa berjalan dengan baik tanpa adanya kita. Namun jika business operator, kita memiliki status bisnis, namun yang mengurus masalah pembukuan, penjualan, logistik, ya juga kita. Istilahnya adalah bekerja dengan gaji yang tinggi, karena kita sendirilah yang akan membayar gaji kepada diri sendiri.

Business owner adalah jika kita tinggalkan bisnisnya, benar-benar sama sekali tidak ada kontak dengan bisnis dan karyawan selama 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, bahkan sampai satu tahun sekalipun, bisnis tersebut tidak apa-apa, masih tetap bisa berjalan dan stabil bahkan bisa growing (semakin bertumbuh).
Nah, apakah Anda ingin tahu tentang apa saja pilar-pilar utama dalam menuju exit strategy ini yang akan mampu dalam membimbing Anda agar bisa menjadi business owner, bukan malah menjadi business operator.

1. Set up Corporation.

Jika Anda memiliki bisnis sendiri, maka setidaknya harus jelas bagaimana legalitasnya, karena alasan itulah maka harus set corporation. Hal ini juga sangat banyak sekali manfaatnya bagi seorang pebisnis, income yang akan masuk bisa langsung terpotong expense dan berbagai biaya-biaya lainnya dulu baru kena pajak. Berbeda dengan employee yang income/pendapatannya saja harus dipotong pajak dulu baru untuk expense (biaya). Setidaknya, semua bisnis yang sudah berbadan hukum, pajaknya tidak lebih dari 5% dari total penghasilannya. Istilahnya adalah kita bisa mengoptimalkan pajak dari manfaat dengan cara membuatnya berbadan hukum.

2. Merekrut Superstar Team.

Find The Avenger Team your’e self, jangan sekedar senang mencari karyawan yang mau gajinya di bawah UMR saja. Superstar itu team yang suatu saat bisa dibentuk untuk menjadi super team. Dan untuk hal ini terdapat tiga macam jenis essensial yang harus kita miliki dalam berbisnis, yaitu:

• Manager/leader, adalah orang-orang yang meng-create system lengkap dengan standarnya. Orang-orang yang mengkoordinasikan kepada karyawan lain dalam me-lead teamnya.
• Entrepreneur, merupakan orang-orang yang tanpa ragu-ragu take risk dan segera mengambil keputusan, sering mencari data untuk pengembangan bisnisnya. Orang yang berpikir, bahwa bisnis ini ingin di bawa kemana. And then!
• Artist, adalah orang-orang yang memiliki skill, kreativitas, orang-orang yang terlibat aktif dalam operasionalnya. Seperti contoh Tony Robbins, Christiano Ronaldo. Dan lain sebagainya.
Dan sekarang, the question is, who are you??

3. Develop Training System.

You either grow, you die. Team juga harus memiliki alokasi dana khusus untuk kebutuhan education (pengembangan) SDM. Karena dengan begitu, team Anda juga akan semakin terus berkembang agar dapat membantu perusahaan. Mostly team yang dengan sengaja diikutkan beberapa kali training yang didanai langsung oleh persuahaan.

4. Fair Compesation.

Jika kita sedang ingin membangun hubungan kemitraan atau berpartner dalam hal membuka bisnis agar bisa saling menguntungkan, maka setidaknya kita harus memiliki beberapa kompensasi yang fair, clear di depan, dan mengevaluasi pada setiap waktunya, misalnya 3 bulan sekali. Alokasikan dananya juga untuk karyawan dan management fee nya.

Untuk keuangan pribadi adalah sekitar 50-70% kemudian usahakan untuk di reinvest lagi pada perusahaan yang sama. Dan habit yang baik pada team juga, minimal adalah 10% dari income/pendapatan harus dimasukan ke suatu asset alokasi yang tujuannya adalah untuk berinvestasi jika mereka memang tidak memiliki bisnis sampingan lain.

Jadi, memiliki bisnis yang terpenting adalah kita harus memiliki sistem yang jelas yang bisa diduplikasi juga untuk para team karyawannya, agar nantinya stigma/pandangan bahwa bisnis mau tidak mau harus bisa berjalan, dan ownernya bisa jalan-jalan itu bisa benar-benar terjadi terhadap Anda semua. Nah, semoga bisa bermanfaat dalam menambah wawasan Anda sekalian. Nah, agar bisa menuju semua itu perusahaan perlu manajemen yang rapi yang dilengkapi dengan berbagai tools seperti software accounting, dokumen sistem manajemen, serta tools terkait penilaian kinerja karyawan. Agar perusahaan menjadi baik dan berkembang dibutuhkan itu semua. Apabila pembaca membutuhkan pendampingan dan konsultasi, silahkan hubungi kami di groedu@gmail.com atau wa di 081-252-982900 atau telphon di 081-8521172. Tim kami siap membantu.