Biasanya, diantara kebanyakan para pebisnis. Apalagi yang masih berskala menengah kebawah seperti UKM/UMKM mungkin saja seringkali mengalami kesulitan dalam hal mengecek atau mengontrol transaksi keuangan mereka dan untuk membedakan mana yang termasuk kedalam transaksi debit dan mana yang termasuk ke dalam kategori transaksi kredit. Padahal sebenarnya, daftar catatan transaksi yang sudah masuk (debit) dan transaksi yang sudah keluar (kredit) tentu saja sangat dibutuhkan untuk menunjang kelancaran dari jalannya operasional bisnis kita.
Karena itulah, berikut ini merupakan beberapa tips penting tentang bagaimana langkah-langkah dalam mengontrol transaksi masuk (debit) dan juga transaksi keluar (kredit) pada internal operasional bisnis yang sedang Anda jalankan:
1. Mencatat semua transaksi, baik transaksi penjualan dan transaksi pembelian.
Apabila Anda telah melakukan transaksi penjualan dan pembelian, maka pastikan Anda harus mengunpulkan semua bukti dari transaksi-transaksi tersebut. Bisa berupa nota, struck, bon, bukti-bukti penerimaan dan lain sebagainya untuk kebutuhan pencatatan. Usahakan jangan sampai ada satupun yang hilang, karena jika ada diantara salah satunya yang hilang, maka akan menyebabkan Anda semakin kesulitan untuk membuat perhitungan nantinya, apabila semua sudah terkumpul, maka Anda sudah bisa mulai proses menggolongkan mana saja diantara transaksi debit dan mana yang termasuk ke dalam transaksi kreditnya.
2. Belajar untuk membuat penjurnalan transaksi.
Jika sudah di golong-golongkan mana yang transaksi debit dan kreditnya, maka langkah selanjutnya adalah untuk membuat penjurnalan transaksi, Anda akan mengetahui transaksi apa saja yang telah Anda lakukan selama satu periode (bulan/akhir bulan), jadi sebaiknya setiap kali Anda melakukan transaksi, maka buatlah jurnal pencatatannya agar tidak sampai lupa, namun jika Anda masih belum memiliki waktu untuk mencatatanya. Maka bisa di buat di setiap akhir minggu, jika bisa usahakan jangan sampai lebih dari satu minggu, untuk proses pencatatannya sendiri, jurnal yang baik adalah memilik beberapa ketentuan, seperti: memiliki tanggal transaksi , jenis-jenis klasifikasi akun, nilai dari debit dan kreditnya jika bisa maka harus di tambahkan nomor transaksinya dan keterangan transaksinya.
3. Memisahkan isi jurnal dan memasukkannya ke dalam buku besar (posting).
Berbeda dengan bentuk jurnal, pada buku besar akan di kelompok-kelompokkan berdasarkan jenis transaksi yang sedang Anda lakukan. Misalnya saja akun kas, akan berisikan semua transaksi (debit/kredit) yang berhubungan langsung dengan kas Anda, kemudian akun piutang akan berisikan tentang transaksi-transaksi yang berhubungan dengan piutang Anda, oleh karena itu maka akan terbentuk banyak sekali tabel untuk memisahkan setiap golongan transaksinya, dan telitilah dalam setiap kali Anda akan memindahkan (posting) dari jurnal ke dalam buku besar agar tidak sampai ada satupun dari transaksi yang tertinggal, yang nantinya akan menyebabkan nilai saldonya menjadi salah.
4. Perhatikan untuk jenis laporan neracanya.
Laporan neraca merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang secara khusus melaporkan tentang gambaran dan nilai dari harta, kewajiban, dan modal dari para pemegang saham pada satu periode tertentu. Laporan neraca dibuat bertujuan untuk mengetahui apakah nilai dari debit dan kredit sudah seimbang atau tidak, jika pembuatan jurnal dan buku besar sudah benar, maka seharusnya angka-angka yang akan muncul pada sisi debit dan sisi kredit seharusnya juga sudah seimbang, apabila tidak maka kemungkinannya adalah terdapat transaksi yang lupa untuk di catat atau terdapat transaksi yang salah dalam pencatatatn akunnya.
5. Menyusun laporan keuangan.
Setelah Anda sudah selesai melakukan semua langkah-langkahnya, mulai dari mencatat semua transaksi, membuat jurnal , memindahkannya (memposting) ke dalam buku besar, dan memperhatikan laporan neracanya, maka sekarang sudah saatnya bagi Anda untuk menyusun sebuah laporan keuangan, laporan ini berfungsi untuk melihat semua kegiatan dari transaksi yang telah Anda lakukan, hal ini juga berguna agar Anda dapat melihat apakah bisnis Anda sudah mengalami profit (keuntungan) atau sebaliknya, malah mengalami kerugian, nah dari sinilah maka Anda akan dapat memikirkan tentang hal-hal penting apa saja yang harus Anda lakukani untuk kedepannya bagi kepentingan bisnis Anda.
Khusus bagi Anda yang baru saja memulai untuk menggunakan metode seperti ini, mungkin saja pada awalnya akan merasa sedikit kesulitan, namun Anda akan mulai terbiasa apabila sudah melakukannya setiap saat dalam membuat suatu pembukuan untuk bisnis yang sedang Anda jalankan saat ini, jika memang dirasa sangat perlu. Maka Anda bisa memanfaatkan penggunaan program/software akuntansi, sebagai sebuah terobosan aplikasi yang sangat berguna untuk membantu apapun keperluan dan kebutuhan seputar pencatatan operasional dari bisnis Anda dan akan sangat membantu Anda dalam mempercepat proses pembuatan laporan keuangan bisnis milik Anda.
Anda hanya perlu untuk meng-input semua jenis transaksi yang selama ini telah Anda lakukan (debit/kredit) dan softwarelah yang nantinya secara otomatis akan memprosesnya sendiri. Jauh lebih praktis dan menghemat banyak sekali waktu Anda dalam menyiapkan laporan keuangan untuk bisnis yang sedang Anda jalankan saat ini.
Pembukuan (pencatatan) dan pelaporan memang sangatlah penting untuk jalannya suatu bisnis, karena apabila Anda tidak dapat mengontrol nilai debit dan kredit pada bisnis yang sedang Anda jalankan, maka akan berakibat sangat fatal apabila bisnis yang sedang Anda jalankan mengalami kegagalan atau kerugian akibat dari kurangnya pengontrolan terhadap arus pergerakan transaksi debit dan kreditnya.
Nah, itulah sedikit ulasan tentang tips tentang bagaimana dalam mengelola perputaran transaksi debit dan transaksi kredit bagi bisnis Anda. Jika membutuhkan software accounting sebagai alat dalam transaksi, dan perapian in out perputaran cash flow anda, silahakan hubungi 0818521172 atau 081-252-982900. Kami siap membantu.