Perusahaan ritel adalah jenis perusahaan yang membeli barang dagangan dari para pemasok (distributor/supplier) dan akan menjualnya kembali kepada para pelanggan akhir tanpa diproses terlebih dahulu atau tanpa mengubah apapun dari bentuk aslinya. Bentuk perusahaan ritel, antara lain, seperti: supermarket, hypermart, minimarket, dan pengecer (ritel toko kelontong). Nah dari penjelasan tersebut pastinya Anda sudah tahu atau setidaknya memiliki sedikit gambarang tentang jenis perusahaan ritel itu seperti apa. Nah sekarang, kita akan melanjutkan tentang jenis-jenis siklus transaksi seperti apa saja yang seringkali dilakukan oleh jenis perusahaan ritel.
Transaksi-Transaksi Pada Perusahaan Dagang Jenis Ritel
1. Pembelian Produk.
Transaksi pembelian barang dagangan pada perusahaan ritel yang ditujukan adalah untuk dijual kembali yang nantinya akan dicatat pada akun pembelian. Pembelian juga dapat dilakukan secara kredit maupun secara tunai dan bisa juga sebagian tunai dan sebagiannya lagi adalah kredit.
2. Biaya Angkut Pembelian.
Sebelum akan memperoleh barang yang ingin dibeli, biasanya toko ritel harus mengeluarkan ongkos/biaya angkut untuk pengiriman dari toko ke gudang penyimpanan pembelian. Sehingga harga perolehan itu terdiri dari harga beli barang yang telah ditambahkan dengan ongkos/biaya kirim pembelian. Seluruh pengeluaran untuk biaya angkut pembelian akan dicatat dalam satu akun saja.
3. Retur Pembelian.
Pada saat melakukan transaksi pembelian barang, terkadang barang yang telah dibeli tersebut tidak sesuai dengan barang yang dipesan, atau bahkan mengalami kerusakan saat dalam perjalanan pengiriman. Maka dari itu pihak pembeli dalam hal ini adalah peritel berhak untuk mengembalikan barang yang rusak tersebut kepada penjualnya (distributor). Dalam hal ini apabila pembelian barang yang telah dikembalikan itu dilakukan secara tunai, maka penjual akan mengembalikan uangnya juga dengan tunai kepada pembeli.
Sebaliknya apabila pembelian dilakukan secara kredit, maka pembeli akan membuat nota debit sebagai bukti atas pengurangan hutangnya. Pengurangan hutang dilakukan dengan cara mendebit akun hutang dagang dan mengkreditkan akun retur pembelian. Jadi setiap terjadi transaksi yang berhubungan langsung dengan pengembalian barang yang telah dibeli, maka akan dicatat dalam satu akun saja, yaitu akun retur pembelian. Bukti transaksi yang telah digunakan adalah berupa nota debit.
4. Potongan Pembelian (Diskon Pembelian).
Potongan pembelian akan diberikan oleh penjual dengan tujuan agar pembeli dapat melunasi hutangnya sebelum tanggal jatuh tempo, atau pelunasannya dalam jangka waktu potongan. Potongan yang akan diterima dicatat dalam akun potongan pembelian. Sebagai akibat dari adanya potongan pembelian itu maka jumlah hutang yang harus dibayar akan berkurang, yaitu jumlah akhir dari faktur dikurangi dengan potongan pembelian yang telah diterima. Bukti transaksi yang akan digunakan adalah berupa kwitansi atau bukti pengeluaran kas.
5. Penjualan Produk.
Transaksi penjualan barang dagangan dalam perusahaan ritel dapat dilakukan, baik secara tunai maupun dengan kredit, atau sebagian secara tunai dan sisanya akan dibayar secara kredit, namun kebanyakannya adalah bersifat tunai. Setiap transaksi penjualan barang dagangan jenis ritel akan dicatat dalam akun penjualan. Bukti transaksi yang akan digunakan adalah berupa faktur atau berupa bukti penerimaan kas.
6. Retur Penjualan.
Setelah transaksi penjualan dilakukan yang mana barang yang telah dikirimkan kepada pembeli mengalami kerusakan baik saat pengemasan maupun pengiriman. Maka dapat terjadi transaksi retur penjualan. Artinya adalah sejumlah barang yang telah dijual/dikirimkan kepada pembeli, akan dikembalikan lagi oleh pihak pembeli dengan alasan tertentu. Misalnya karena rusak atau tidak sesuai dengan pesanannya. Bagi pihak penjual pengembalian barang tersebut jika dijual secara tunai akan memperoleh pengembalian dana kepada pembeli, namun jika terjadi secara piutang, maka akan mengurangi saldo piutang (tagihannya), sehingga penjual harus menerbitkan nota kredit untuk mengurangi piutangnya dan kemudian akan mencatatnya kedalam akun retur penjualan.
7. Potongan Penjualan (Diskon Penjualan).
Potongan penjualan akan diberikan untuk merangsang para pembeli agar segera membayar hutangnya, sebelum tanggal jatuh tempo yang telah ditetapkan. Potongan penjualan akan mengurangi jumlah piutang yang telah diterima pada saat jatuh tempo, dan akan dicatat dalam akun potongan penjualan. Bukti transaksi yang akan digunakan berupa kwitansi atau bukti kas masuk.
8. Biaya Angkut Penjualan.
Dalam perjanjian saat barang telah dijual, maka mungkin saja penjual akan menanggung biaya angkut atau biaya pengiriman barang sampai kepada pembelinya. Maka biaya yang telah dikeluarkan oleh pihak penjual akan dicatat dalam akun biaya angkut penjualan.
9. Persediaan Barang Dagangan (Stock).
Persediaan barang dagangan dalam bisnis ritel adalah berupa jumlah persediaan barang yang ada pada akhir periode tertentu. Misalnya Persediaan barang tanggal 31 Desember 2016, yaitu nilai persediaan setelah dilakukannya perhitungan secara fisik (stock opname) yang berada dalam gudang toko. Persediaan tersebut akan dicatat dalam akun persediaan barang dagangan. Dan bukti yang digunakan adalah berupa bukti memorial.
Nah, itulah beberapa jenis perputaran siklus transaksi yang seringkali terjadi pada bisnis perdagangan jenis ritel. Anda sedang membangun bisnis ritel, atau sedang set up bisnis ritel, atau sedang ingin merapikan manajemen bisnis ritel anda, dan membutuhkan pendampingan. Silahkan menghubungi kami di 081-8521172 atau 081-252-982900. Kami siap membantu ! ( Frans )