PEAK EXPERIENCE IN BUSINESS

Maintenance-Mode-Background

“Pengalaman puncak dalam bisnis adalah pengalaman luar biasa dalam berbisnis, betapa campur tangan dan kebesaran Tuhan menjadi titik focus yang luar biasa dalam kita mengartikan pengalaman itu sebagai rasa syukur ”

Frans M. Royan, SE,MM
Frans M. Royan, SE,MM

Seringkali kita mengabaikan hal ini atau merasakan hal yang biasa dalam kehidupan berbisnis kita. Seorang klien sangat berhati-hati dalam mengelola bisnisnya agar bisnisnya tidak bangkrut di masa sulit seperti ini. Ia mengusahakan dengan cara-cara yang cukup manis, simple dan lurus agar bisnis dikelola demikian rupa supaya tetap jalan dan survive. Adalah sebuah tanggung jawab moral apabila bisnis pada akhirnya menuju batas kehancuran. Kita tidak bisa membayangkan apabila bisnis kita terus menerus merugi di masa sulit seperti ini, dan kita sebagai pebisnis dengan logika dan tanpa rasa dan karsa menutup bisnis sehingga karyawan akhirnya di-PHK. Logikanya untuk apa rugi terus, asset perusahaan diringkas dan dimasukan ke Bank, urusannya selesai. Tinggal ongkang-ongkang menikmati bunga dari Bank. Tidak begitu urusannya dengan seorang pebisnis yang pernah mengalami peak experience in business. Pengalaman puncak yang sangat membahagiakan, memberikan rasa keterharuan, begitu dahsyat atas kebesaran Tuhan yang selama ini ikut campur tangan dalam bisnis kita sehingga memunculkan keluar biasaan “pengalaman” yang tak terlupakan, terucapkan dan memunculkan keterharuan, kebesaran dan keagungan Tuhan dalam menolong kita mulai awal bisnis dengan modal nol rupiah atau bahkan modal dengkul, dan dalam sekian tahun memiliki ribuan karyawan, perluasan pemasaran sampai ke manca Negara, aktiva perusahaan yang bertambah, harta pribadi yang bertambah dan mendapat mutu hidup yang semakin baik dibanding kehidupan di masa lampau. Disamping itu, dengan rasa tulus dan syukur merasakan “ketidak mungkinan” kok kita bisa ya “menggaji ribuan” karyawan yang bekerja di bisnis yang sekarang ini dikelola?

Pengalaman yang luar biasa dalam bisnis ini patut disyukuri, dan menjadikan rasa syukur apabila kita mau feed back atau menoleh ke belakang, seperti apa “aku kemarin” kalau tidak atas pertolongan Tuhan saat ini, tentunya bisnis yang ada sekarang ini bukanlah apa-apa. Bukanlah berkat yang diberikan Tuhan dan bukanlah sebuah hadiah, yang tentu saja meski dalam pengelolaannya selalu diberikan tantangan, hambatan bahkan kebangkrutan dan kemampuan untuk bangkit meneruskan bisnis tersebut hingga hari ini. Pergulatan-pergulatan dalam bisnis, baik terkait dengan Karyawan, manager, staff sampai ofiice boy, lembaga pemerintah, supplier, bank dan lainnya yang kadang mulus bahkan kadang terantuk-antuk berbagai kesulitan dalam prosesnya. Apabila semua bisa diatasi dan kemudian semuanya bisa lancar sampai hari ini, hal ini bukanlah sebuah hadiah dari Tuhan yang maha kuasa, tetapi merupakan rentetan pengalaman dalam bisnis yang terus menerus. Hanya kadar yang menentukan….ketika pengalaman puncak dalam bisnis, kondisi apapun kita akan merasakan “keheranan” dan “ketikdakmungkinan” hal itu terjadi, “luar biasa…luar biasa ya”….bukan semata-mata kepintaran, kekuatan kita, keuletan dan kegigihan kita dalam berjuang di bisnis, tetapi semua berkat campur tangan Tuhan dalam memberikan semuanya. Kita akan merasakan pengalaman puncak dalam bisnis ini ketika kita “sendiri” entah itu dimana, di ruang kantor kita, atau diperjalan kita dalam berbinis, atau ketika berada di tengah hirup pikuk karyawan dan kebisingan mesin, pengalaman puncak akan sangat terasa jika kita “merasa syukur” atas semua yang sudah kita dapatkan hari ini. Pengalaman puncak dalam berbisnis akan sangat terasa apabila “ketakjuban” menjadi nomer satu tertujukan pada kebesaran Sang Pencipta serta relasi kita dengan sesama kita. Semoga pengalaman puncak dalam berbisnis menjadi “pengingat” bahwa kita tidak sendiri. Oleh sebab itu perjuangan kita masih panjang dan membutuhkan pengalaman puncak lainnya yang lebih berwarna. (Frans M. Royan)