Tahun 1984, ketika penulis berkarier sebagai kanvaser rokok, promosi sangat efektif yang kami lakukan adalah menyelenggarakan event layar tancap. Program promosi ini sangat ampuh, sebab kala itu belum ada telivisi yang dapat memblow up kampanye promosi suatu produk. Melalui layar tancap yang diselenggarakan mulai sore hari, ketika mulai gelap, dilapangan di suatu desa, cukup menyerap masa sampai ribuan orang. Oleh sebab itu tak ayal, selain lakukan program promosi melalui layar tancap, atau penyampaian melalui MC kami bisa lakukan penjualan produk secara langsung kepada konsumen. Kendala yang sering dihadapi kalau sedang menyelenggarakan layar tancap ini, pertama harus ijin ke polisi. Kalau ijin ke polisi selalu berhubungan dengan keamanan. Kedua kendala penyelenggaraan event ini, kami selalu merasa terganggu jika pada saat terselenggara, terjadi tawuran (pekerkelaian) antara pemuda yang merupakan kelompok-kelompok pembuat masalah. Ketiga adalah kendala tempat, karena tidak hanya kami yang lakukan program promosi serupa. Perusahaan rokok lain juga lakukan hal sama, begitu pula perusahaan obat-obatan, serta kelompok perodusen jamu. Jadi penyelenggaraan event seperti ini memang tidak mudah selain harus berhubungan dengan masa juga berhadapan dengan pesaing.
Kini promosi semakin mudah dengan adanya telivisi yang semakin komplit. Meskipun promosi rokok kali ini sulit dicerna oleh kaum awam. Untuk menyiasati ini perusahaan tetap saja melakukan program promosi yang below the line, antara lain membagi sample dengan menghadirkan SPG yang berseragam dengan rok-rok mini dan berbaju ketat. Tapi pola promosi seperti ini nampaknya sudah bergeser lebih jauh seperti yang dilakukan oleh rokok Djarum dengan menghadirkan SPG yang Hot untuk menarik perhatian. Mudah-mudahan cara promosi seperti ini tidak menuai protes!