Apakah Anda sekalian sudah tahu dan bahkan mungkin sudah berkenalan secara lebih dekat dengan ritel modern dan ritel tradisional. Pepatah lama yang mengatakan bahwa “Tak kenal maka tak sayang”. Oleh karena itu kali ini secara khusus untuk yang masih awam terhadap dunia ritel modern dan tradisional, atau bahkan mungkin yang sudah lama hidup di dunia ritel dan ingin lebih memperluas lagi pengetahuannya seputar dunia ritel. Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri yang membedakan antara ritel modern dan ritel tradisional :
1. Letak Display Lebih Terbuka.
Berbeda dengan ritel tradisional, pemajangan barang jual pada ritel modern lebih bersifat terbuka. Para pembeli bisa dengan bebas : melihat, memegang, memilih barang yang disukai dan akan dibeli. Terdapat beberapa item jual yang juga telah menyertakan sample sehingga bisa dicoba terlebih dahulu sebelum akan membelinya contohnya adalah : parfum, make up wajah, dan lain-lain). Pemajangan secara terbuka mampu menyajikan pilihan produk yang lebih beragam.
Kelemahan dari display terbuka adalah membutuhkan ruangan yang lebih luas. Semakin luas ruang yang dimiliki maka akan semakin beragam pula jenis barang yang dijual, namun semakin besar pula biaya sewa yang nanti harus dibayarkan. Jauh berbeda dengan bisnis ritel tradisional yang menerapkan pemajangan barang tidak terbuka, dan seringkali menimbulkan beragam pertanyaan dari pihak pembeli, apakah penjual memiliki barang yang sedang mereka cari dan mereka butuhkan? Barang yang tidak tersusun dengan rapi, terlihat bertumpukan satu sama lainnya akan tidak terlihat dan sangat sulit untuk dicari apabila ada pembeli yang sedang membutuhkan barang yang tertumpuk paling bawah. Akibatnya barang tersebut tidak terlihat dan terancam akan gagal terjual.
Maka dari sinilah peran dari si penjaga toko sangat dibutuhkan. Secara umum pembeli akan mencari dan mencoba untuk bertanya kepada si penjaga toko yang jutek, terus ngejawab pertanyaan Anda sambil bermaen game smartphone. Pastinya membayangkan saja sudah sangat malas bukan! Seperti halnya pepatah cina kuno yang mengatakan bahwa “jangan pernah membuka toko apabila tidak bisa tersenyum”. Itulah mengapa begitu pentingnya anjuran untuk menggosok gigi .
2. Fixed Price (Harga Tetap).
Harga yang berlaku pada ritel modern adalah yang harga tetap, harga pas, sama sekali tidak ada tawar menawar. Para pembeli bisa dengan mudah mengetahui harga jual barang sesuai dengan keterangan yang tertera pada rak displaynya.
Jauh berbeda dengan ritel modern, ritel tradisional mengharuskan para pembelinya untuk bertanya kepada para penjual untuk mengetahui harga barang tersebut. Bisa jadi Anda membeli dengan harga kemahalan apabila tidak mengetahui standar dari harga pasar yang sebenarnya.
Warung yang memiliki banyak pelanggan biasanya adalah warung yang jujur dengan pembelinya plus boleh berhutang/kas bon..hehe. sama sekali tidak ada tipu-tipu, tidak khawatir. No money no dong maksudnya adalah tidak ada uang boleh ngutang.
3. Self Service (Swalayan).
Pada rata-rata ritel modern proses pembelian barang bisa dilakukan pelanggan dengan sendirinya, mengambil trolley atau keranjang belanja, memilih dan mengambil barang sesuai dengan kebutuhan dan informasi harga yang tertera, langsung membayar barang belanjaan di kasir. Hal ini menyebabkan peritel modern sanggup melayani pelanggan yang lebih banyak apabila dibandingkan dengan ritel tradisional. Peritel tradisional tidak bisa menerapkan self service seperti ritel modern, dan untuk mengetahui harga barang serta untuk menemukan produk yang sedang dicari pelanggan sangat bergantung kepada bantuan si penjaga toko.
Untuk dapat membantu dalam melayani pelanggan yang lebih banyak, peritel modern harus menggunakan teknologi, penggunaan mesin kasir seperti POS (point of sale) untuk setiap transaksinya di kasir sangat dibutuhkan. Mesin ini juga bisa dengan mudah membantu para staff kasir dalam mengetahui harga dari setiap barang yang nanti akan dibeli oleh pelanggannya. Pasti Anda tidak mungkin bisa membayangkan apabila Anda atau kasir Anda disuruh untuk mengingat ribuan item barang yang Anda jual satu per satu. Apakah Anda berani untuk mencobanya?
4. Biaya operasional.
Berdasarkan pada berbagai penjelasan di atas, maka sudah sangat jelas bahwa biaya operasional dari ritel modern terbilang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan ritel tradisional. Oleh karena itu biasanya bisnis ritel modern akan menargetkan pasar dari konsumen dari kelas menengah ke atas, dan malah ritel tradisional adalah sebaliknya.
Demikianlah beberapa informasi yang harus Anda ketahui seputar perkenalan dengan dunia ritel baik itu adalah ritel modern dan ritel tradisional, semoga bermanfaat dan salam sukses untuk kita semua. Apabila dikemudian hari membutuhkan bimbingan dan pendampingan dalam menyusun ulang bisnis ritel, atau mendirikan bisnis ritel baru. Silahkan menghubungi kita di groedu@gmail.com atau kontak kami di 0818521172 atau di 081-252982900. Kami siap membantu. ( Frans M. Royan, SE,MM)