Manajemen distributor yang efektif pada saat ini sangat dibutuhkan oleh pemilik distributor, baik yang akan set up maupun yang tengah memperbaiki distributornya. Pada saat ini sebaiknya tengok kembali seberapa efektif menajamen distributor kita. Jangan salah diagnosa, sebab acap kali pemilik merasa baik-baik saja, tetapi pada saat kondisi penjualan menurun merasakan cash flow-nya terganggu. Mengapa begitu? Ketidak efektifan dan keefisienan baru terasa ketika perputaran uang perusahaan terasa sulit untuk bergerak. Hal ini bisa mungkin perusahaan terlalu banyak beban, beban yang paling bisa ditinjau dan lihat adalah beban biaya gaji. Karyawan di perusahaan ternyata sangat gemuk sehingga perusahaan terseok-seok ketika penjualan turun dan keuntungan juga turun bahkan minus. Beban lain yang menjadi ketidak efektipan dan efisien adalah cara mengirim produk yang salah. Misalnya mobil tidak penuh berangkat saja mengirimkan produk yang dipesan oleh konsumen. Satu sisi ingin hemat, tetapi pihak principal mengatakan hal yang berkaitan dengan service level ke pelanggan. Jika penjualan turun dengan cara mengirim seperti ini tentunya ongkos menjadi sangat berat.
Lalu yang lebih parah adalah perusahaan tidak meninjau lagi produk-produk yang dipasarkan yang mengakibatkan piutang tidak tertagih di outlet cukup banyak. Sehingga hal ini menjadi beban perusahaan. Produk-produk yang demikian adalah produk yang mudah expired, produk slow moving, dan produk yang sudah diabaikan oleh konsumennya. Bagian pembelian perusahaan terus beli saja, dan tidak mempertimbangkan apakah produk diserap oleh pasar atau tidak. Sehingga ketika piutang jatuh tempo distributor tidak sanggup lagi untuk membayarnya.
Kendala lain adalah jumlah salesman yang terlalu banyak sehingga tidak efektif. Oleh sebab itu tinjau salesman distributor, khususnya yang exlusive. Principal biasanya minta salesman exclusive tetapi pada kondisi seperti ini sebaiknya mulai melakukan peleburan salesman. Misalnya kalau sebelumnya hanya memegang 1 principal, diusahakan minimal 2 principal, dengan ketentuan produk adalah serumpun, sehingga customer yang dikunjungi dalam wilayah cover yang sama. Dengan penggabungan seperti ini biaya operasional bisa ditekan. Jangan terlalu menuruti kata principal yang inginnya exclusive, apabila masih tetap ngotot ingin exlusive sebaiknya mintalah principal membantu pembiayaan sales force team tersebut. Kalau principal tetap bertahan dengan kemauannya sendiri, periksalah keuntungan dari produk itu. JANGAN TAKUT! Umumnya principal yang barangnya laku justru keuntungannya paling sedikit, sehingga pertimbangkan MEMBUANG BARANG PRINCIPAL, yang suka menekan tidak perlu dipusingkan. Dari pada tidak bisa bayar, kan lebih baik melepas mereka yang umumnya sok-sokan.
Tinjau ulang struktur organisasi perusahaan dan perbaikilah seefektif mungkin sehingga dengan SDM yang tidak gemuk tetapi bisa eksis dan laba malah semakin meningkat. Hal ini jangan diremehkan sebab hanya menyangkut beban kerja saja, kalau job des dibuat sedemikian rupa maka tidak ada masalah untuk beban kerja sepanjang perusahaan mengukur kinerja karyawan dan memberikan reward & punishment yang jelas pada karyawan. Inilah kunci keberhasilan distributor yang semakin efisien apalagi jika semua operasional bisnis perusahaan sudah semakin dibuat standard dengan SOP yang cukup efektif, maka jangan kuatir perusahaan distributor kita tidak efisien. Serta jangan takut bangkrut pula selama proses akuntansi di perusahaan dilakukan dengan benar dan dibantu dengan software akunting yang benar pula.
Semoga artikel ini memberikan manfaat pada para pembaca. Apabila masih membutuhkan informasi serta bimbingan lebih lanjut silahkan menghubungi 0818521172 atau email ke groedu@gmail.com. ( Frans M. Royan, SE,MM)