Menghadapi era digital yang semakin dinamis, bisnis harus terus berinovasi untuk tetap bertahan dan berkembang. Salah satu strategi yang semakin populer dan relevan di tahun 2024 adalah penerapan strategi multi-merek (multi brand). Perusahaan besar seperti Meta, Coca-Cola, dan P&G telah membuktikan bahwa strategi ini dapat membantu mereka menguasai pasar yang luas dan beragam. Namun, bukan hanya perusahaan besar yang bisa menerapkan strategi ini. Dengan kemajuan teknologi manufaktur dan distribusi, model multi-merek kini lebih mudah diakses oleh bisnis dengan skala yang lebih kecil sekalipun.
Apa Itu Strategi Multi-Merek?
Strategi multi-merek merujuk pada kepemilikan dan pengelolaan beberapa merek yang berbeda oleh satu perusahaan. Setiap merek memiliki identitasnya sendiri, tetapi tetap beroperasi di bawah kendali perusahaan induk. Beberapa contoh perusahaan yang sukses menerapkan strategi ini adalah:
- Nestlé yang memiliki lebih dari 2000 merek, termasuk Nespresso dan KitKat.
- L’Oreal yang menaungi merek-merek seperti Garnier, Maybelline, NYX, dan La Roche-Posay.
- Inditex yang memiliki berbagai brand fashion terkenal seperti Massimo Dutti, Pull&Bear, dan Oysho.
Keberhasilan perusahaan-perusahaan tersebut dalam mengelola portofolio merek yang luas menunjukkan bahwa strategi multi-merek dapat menjadi pilihan yang efektif untuk memperluas pasar, meningkatkan penjualan, dan mengurangi risiko bisnis.
Baca juga : perbedaan antara branding dan marketing
Manfaat Strategi Multi-Merek
Ada berbagai manfaat yang bisa diperoleh perusahaan dengan menerapkan strategi multi-merek, terutama di tengah tren e-commerce yang semakin berkembang. Berikut ini beberapa manfaat utama dari model bisnis multi-merek:
- Memperluas Basis Pelanggan. Dengan memiliki berbagai merek, perusahaan dapat menjangkau segmen pelanggan yang lebih luas. Setiap merek dapat ditargetkan kepada kelompok demografi yang berbeda, seperti rentang usia, gaya hidup, atau preferensi tertentu. Hal ini membuka peluang bagi penjualan silang (cross-selling) dan penjualan naik (upselling), serta memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan pelanggan yang mungkin berganti merek tetapi tetap berada di bawah portofolio yang sama.
- Mendominasi Pasar. Dengan lebih banyak merek yang dimiliki, perusahaan memiliki kesempatan lebih besar untuk mendominasi pasar dan mengambil pangsa pasar dari kompetitor. Efek sinergi antar merek dalam portofolio dapat mengurangi biaya produksi dan distribusi, sekaligus memperkuat posisi perusahaan di pasar.
- Merangsang Persaingan Internal. Persaingan sehat antar merek dalam satu perusahaan dapat memacu inovasi dan peningkatan performa. Data yang diperoleh dari satu merek dapat digunakan untuk mengembangkan merek baru yang lebih kompetitif. Hal ini juga membantu meningkatkan kreativitas tim, yang pada akhirnya mendukung pertumbuhan bisnis secara keseluruhan.
- Meningkatkan Kesadaran dan Reputasi Merek. Semakin banyak merek yang dimiliki perusahaan, semakin tinggi pula visibilitas dan reputasi mereknya di mata konsumen. Hal ini bisa meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk yang ditawarkan, terutama jika perusahaan konsisten dalam menjaga kualitas produk dan pesan merek.
- Diversifikasi Risiko. Salah satu keuntungan terbesar dari strategi multi-merek adalah diversifikasi risiko. Jika salah satu merek mengalami penurunan reputasi atau penjualan, dampaknya tidak akan terlalu signifikan terhadap keseluruhan bisnis karena perusahaan masih memiliki merek-merek lain yang bisa mendukung kelangsungan usahanya.
Baca juga : mengapa penting untuk memprioritaskan branding saat membangun bisnis anda
Tren Multi-Merek di Tahun 2024
Pada tahun 2024, ada beberapa tren yang membuat strategi multi-merek semakin relevan dan menarik bagi banyak perusahaan. Di antaranya:
- D2C (Direct-to-Consumer). Model bisnis direct-to-consumer (D2C) memungkinkan perusahaan untuk memproduksi, memasarkan, dan menjual produk langsung ke konsumen tanpa perantara. Hal ini mempermudah peluncuran dan pemeliharaan beberapa merek secara bersamaan. Dengan D2C, perusahaan dapat bereksperimen dengan berbagai strategi branding dan merespons kebutuhan konsumen dengan lebih cepat.
- Produksi On-Demand. Berkat kemajuan teknologi manufaktur, khususnya di China, produksi barang kini bisa dilakukan secara cepat dan efisien. Perusahaan dapat bereaksi dengan cepat terhadap tren dan meluncurkan produk atau merek baru dalam waktu yang singkat. Contohnya adalah industri mode, yang kini tidak lagi terbatas pada koleksi musim tertentu, tetapi terus merilis produk baru sesuai dengan tren pasar.
- Logistik dan Distribusi Tingkat Lanjut. Dengan perkembangan sistem logistik dan distribusi yang semakin canggih, kebutuhan akan ruang ritel fisik semakin berkurang. Perusahaan dapat memanfaatkan teknologi seperti pengiriman langsung dan sistem pemenuhan pesanan berbasis AI untuk meluncurkan dan mengelola merek baru dengan lebih efisien.
- Pengalaman Berbelanja Omnichannel. Konsumen saat ini menginginkan pengalaman belanja yang lancar dan personal, baik di toko fisik maupun online. Perusahaan yang memiliki strategi multi-merek harus memastikan bahwa mereka dapat memberikan pengalaman berbelanja yang konsisten di semua saluran, baik itu di media sosial, situs web, atau platform e-commerce.
Kesimpulan
Strategi multi-merek menawarkan banyak peluang bagi perusahaan untuk tumbuh dan bersaing di pasar yang semakin kompleks. Dengan portofolio merek yang kuat, perusahaan dapat menjangkau berbagai segmen pasar, mendiversifikasi risiko, dan meningkatkan kesadaran merek. Di tahun 2024 dan seterusnya, perusahaan yang berhasil menerapkan strategi multi-merek dengan inovasi dan teknologi yang tepat akan memiliki peluang lebih besar untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan kesuksesan bisnisnya.