Pemasaran proyek perumahan sebenarnya bisa langsung dimulai pada saat perijinan proyek tersebut sudah benar-benar 100% selesai diurus dan disetujui. Namun sebaiknya, selain dalam hal perijinan sudah selesai, pemasaran hendaknya juga harus dilakukan setelah terdapat pengerjaan untuk persiapan lokasi properti.
Sekurang-kurangnya adalah sudah harus dilakukan beberapa pekerjaan seperti:
1. Perataan/Pengurukan tanah.
2. Lokasi properti.
3. Pembangunan jalan kavling.
4. Gerbang proyek dan lain sebagainya.
Apalagi jika proyek tersebut sangat luas dan unitnya juga lumayan banyak, sangat penting artinya untuk melakukan persiapan lokasi agar para calon konsumen merasa sangat yakin terhadap keberlangsungan dari proyek properti tersebut.
Menjual Unit-Unit yang Sudah Ready Stock
Kondisi paling ideal dalam memasarkan sebuah properti (perumahan) adalah dengan menjual proyek properti setelah unitnya sudah terbangun (meskipun belum 100% jadi). Namun untuk saat ini sangat jarang diantara para developer yang telah menyiapkan unit-unit ready stock, karena dengan menyediakan unit yang sudah ready stock, seorang developer masih membutuhkan permodalan yang cukup besar untuk memulai proyek propertinya.
Tidak hanya itu, apabila pembangunan untuk unit dilakukan sebelum unit dapat terjual, maka developer berpotensi untuk merugi ketika unit-unit yang dibangun tersebut kurang, bahkan sama sekali tidak laku terjual dalam jangka waktu yang sangat lama.
Namun juga jangan pernah melupakan bahwa dengan menjual properti yang sudah 100% benar-benar ready stock juga akan memberikan keuntungan tersendiri bagi seorang developer properti, karena memang lebih mudah digunakan untuk meyakinkan konsumen bahwa barangnya sudah benar-benar ada (ready stock unit).
Menjual Unit dengan Inden (Menjual Sebelum Dibangun)
Selain menjual unit yang sudah ready stock, strategi pemasaran lainnya adalah menjual dengan cara inden, yaitu unitnya dijual sebelum dibangun. Dengan cara seperti ini seorang developer tidak membutuhkan banyak uang untuk membangun, karena pembangunannya masih bisa dilakukan dengan cara menggunakan uang dari uang muka konsumen tersebut, itulah keuntungan tersendiri jika developer menjual proyek propertinya secara inden.
Bahkan seorang developer juga tidak membutuhkan modal uang sama sekali untuk membangun properti apabila uang muka dari konsumen sudah sangat cukup untuk membiayai seluruh proses pembangunannya, apalagi jika konsumen yang membeli sanggup membayarnya dengan pembayaran tunai. Malah semakin mantap. Maka jadilah Anda sebagai developer tanpa modal sama sekali.
Namun dengan menjalankan pola sebagai developer secara inden seperti ini terdapat adanya resiko kesulitan tentang bagaimana agar dapat meyakinkan para konsumen karena propertinya juga masih belum ada (belum 100% terbangun).
Mereka hanya harus diyakinkan dengan berbagai macam alat-alat peraga seperti brosur, video maupun dari alat-alat promosi lainnya yang akan memuat perencanaan propertinya jika sudah selesai dibangun nantiya.
Kelebihan dan Kekurangan Membeli Rumah Ready Stock dan Inden (Belum Ready) Bagi Konsumen
Bagi konsumen, membeli rumah dengan kondisi ready stock maupun masih inden memiliki beberapa kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Jika mereka ingin membeli rumah yang sudah ready stock, mereka sudah dapat melihat secara langsung calon rumah yang akan mereka beli.
Kelebihan lainnya adalah apabila pembelian dengan memanfaatkan KPR, maka kreditur jadi bisa dengan mudah untuk menyetujui pembiayaan, karena mereka sudah dapat melihat dan menilai secara langsung objek yang menjadi jaminannya.
Namun, ketika akan membeli rumah yang sudah ready stock, konsumen juga tidak bisa terlibat langsung dalam pengawasan dari pembangunannya, sehingga tidak mengetahui bagaimana seluk beluk dari mutu material yang telah digunakan untuk membangun, apakah berkualitas bagus atau malah berkualitas buruk tidak ada satupun dari konsumen yang tahu, karena mereka hanya menerima barang yang sudah jadi dan siap digunakan. Mereka hanya mendapatkan informasi dari developernya, apalagi untuk jenis-jenis material yang terletak pada lokasi-lokasi yang tidak bisa terlihat secara langsung oleh mata dan tidak bisa juga dites kualitas materialnya.
Sedangkan pada sisi lainnya, apabila membeli rumah secara inden, maka konsumen juga tidak dapat melihat secara langsung bagaimana proses pembangunannya dan mengawasi mutu pekerjaan dan materialnya, tidak jarang dari mereka yang juga ikut serta untuk memandori sendiri proses pembangunannya, karena merasa terlalu khawatir dengan bahan-bahan material yang digunakan untuk rumahnya yang berkualitas rendah, dan tidak mungkin bisa tahan lama.
Hanya saja dengan cara membeli rumah secara inden si konsumen juga harus menunggu, tidak bisa langsung dapat menempati rumahnya, selain dari sisi pembiayaan untuk pembelian rumah juga agak sulit didapatkan apabila dibandingkan dengan pembiayaan rumah yang sudah ready stock.
Nah, sekarang Anda sudah mengerti bukan, kapan saatnya memulai untuk memasarkan pemasaran properti apakah saat sudah benar-benar ready stock atau ketika masih inden dan apa saja kelebihan serta kekurangan properti yang sudah ready stock dan properti yang masih inden (baru siap bangun), semoga bisa bermanfaat dalam menambah wawasan Anda sekalian dalam hal proyek properti dan salam sukses, terimakasih.
Apabila pembaca membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai pemasaran property , pembuatan desain manajemen developer, SOP marketing, SOP Finance dan accounting, training pemasaran property dan lainnya. Silahkan hubungi groedu@gmail.com atau kontak 081-8521172 atau 081-252-982900. Kami siap membantu!