STRATEGI MELANCARKAN SIKLUS PROSES PERDAGANGAN BISNIS RITEL

Saat menjadi seorang pedagang ritel, seorang pebisnis akan memiliki beberapa keuntungan. Salah satu diantaranya adalah potensi betapa besarnya kebutuhan masyarakat serta kemungkinan untuk bisa mendapatkan laba yang juga cukup besar dari semua itu.

Hal itu juga termasuk yang akan menjadikan para pedagang bisnis ritel yang memiliki berbagai macam jenis produk kebutuhan pokok sangat mudah untuk ditemui pada berbagai tempat. Mulai dari daerah-daerah perkotaan sampai kepada pelosok-pelosok desa terkecil sekalipun, pedagang bisnis ritel baik modern maupun tradisional sudah menjadi mata rantai terpenting sebagai penyedia kebutuhan pokok masyarakat.

Namun pada sisi lain, semakin menjamurnya pedagang-pedagang bisnis ritel tentunya akan membawa tantangan tersendiri bagi para penjualnya. Khususnya bagi mereka yang sudah menjual produk sejenis, tentunya akan terus berusaha untuk bekerja lebih keras agar dapat menjadi pilihan utama dari para pembeli.

Untuk dapat saling bersaing secara sehat memang dibutuhkan adanya startegi penjualan secara khusus agar para pelanggan tidak sampai beralih ke penjual ritel sebelah. Nah, bagi rekan-rekan yang sedang atau ingin menjalankan bisnis ritel, maka tidak ada salahnya untuk mempelajari beberapa strategi untuk melancarkan bisnis pedagang ritel, baik itu adalah sudah modern maupun yang sifatnya masih tradisional.

1. Posisi dapat menentukan prestasi.

Ungkapan seperti ini sangat sering didengar dari para siswa yang berhubungan langsung dengan startegi pada saat musim ujian tiba. Demikian juga dalam hal menjalankan bisnis ritel, posisi dari kios atau toko penjualan Anda juga memiliki peran sangat penting bagi perkembangan bisnis ritel Anda tersebut untuk kedepannya.

Sebelum Anda memutuskan untuk membangun sebuah bisnis ritel, maka Anda terlebih dahulu harus memikirkan untuk memilih lokasi/posisi yang penting dan strategis serta cukup mudah untuk diakses oleh para pembeli. Tempat tersebut harus mudah dilihat banyak orang atau sangat dekat dengan akses jalan utama.

Mungkin yang paling umum adalah pada area pasar, namun harus disadari juga tentang bagaimana potensi pedagang ritel, bahwa tidak hanya dimana orang akan pergi, namun juga dimana orang-orang banyak yang tinggal. Contoh mudahnya adalah dengan mendirikan toko ritel dengan stok kebutuhan bahan-bahan pokok pada area kompleks perumahan.

2. Perhatikan bagaimana kondisi lingkungan sekitar.

Kondisi lingkungan sekitar yang dimaksudkan adalah tentang bagaimana pola hidup serta kebiasaan masyarakat sekitar. Dari sini yang harus dipahami adalah siapa saja target pembeli kita. Dengan cara mengenali siapa saja konsumen potensialnya, maka bisnis kita akan dapat berjalan dengan lebih baik.

Sebagai contoh sederhananya adalah jika kita tinggal di daerah mayoritas muslim, maka salah satu produk yang sangat potensial untuk laku adalah seperti jilbab, baju koko maupun busana muslim lainnya. Contoh lainnya adalah masih terdapat beberapa daerah di negara kita yang memang sangat akrab dengan makanan yang bercita rasa pedas serta sangat kaya akan rempah-rempah, nah tentu saja hal ini akan lebih menguntungkan Anda jika menjual produk seperti bumbu-bumbu dapur yang sama seperti kebutuhan masyarakat tersebut.

3. Menciptakan suasana nyaman bagi konsumen.

Mungkin kita seringkali melihat adanya sebuah toko ritel yang ramai pembeli. Dan tidak jarang antara satu pembeli dengan yang lainnya saling bercengkrama bersama dengan sang penjual. Hal ini sangat tidak mengherankan karena pada umumnya toko ritel memiliki kesan (kekeluargaan) yang lebih kental jika dibandingkan saat kita sedang berbelanja di supermarket atau unit-unit penjualan minimarket atau yang lainnya. Oleh karena itu selain harus memperhatikan faktor produk, pelayanan serta suasana toko ritel yang hangat juga harus diperhatikan.

4. Tatanan toko yang kondusif dan efisien.

Seringkali sebelum memutuskan untuk membeli di toko ritel, para pembeli hanya sekedar lewat sambil melihat apakah sekiranya barang yang ia butuhkan tersedia atau tidak. Oleh karena itu Anda tidak menata toko dengan baik, maka mungkin saja para calon pembeli hanya akan berlalu begitu saja sekedar lewat didepan toko kita. Yang menjadi fokus utama tentu saja apa yang terlihat pertama kali pada toko kita. Dari sini akan lebih baik apabila kita memajang produk utama pada bagian depan toko. Setelah itu lebih masuk ke dalam, hal yang tidak kalah pentingnya adalah setidaknya menampilkan satu sample barang di tempat yang terlihat.

Kita tidak akan pernah tahu tentang apa yang sedang dipikirkan pembeli, bisa juga pembeli yang sebelumnya tidak membutuhkan membeli barang A suatu saat akan tertarik dan berusaha untuk membeli produk tersebut karena dia telah melihatnya.

5. Menjaga pasokan stock barang.

Yang terakhir adalah tentang bagaimana menjaga ketersediaan barang jualan. Mungkin saja apabila toko Anda sangat ramai sehingga banyak produk yang sudah outstock, dan hal itu sangat biasa jika terjadi. Namun semakin lama jika kita tidak mampu memberikan apa yang banyak dibutuhkan oleh pembeli, perlahan-lahan minat para pembelipun akan semakin turun pada Anda. Para pembeli akan berfikir “paling barangnya sekarang tidak ada lagi” dan semakin lama toko Anda akan segera ditinggalkan.

Dalam hal ini salah satu faktor pentingnya adalah Anda harus memiliki jaringan supplier barang-barang bagus. Anda harus lebih cerdas dalam memilih supplier barang yang nanti akan Anda jual. Mungkin beberapa pedagang ritel masih ada yang membeli melalui supplier dari pihak ketiga, namun alangkah lebih baik lagi apabila kita bisa mendapatkan barang secara langsung dari pihak produsennya sendiri. Selain harga yang lebih murah, biasanya kualitas barangnyapun juga masih lebih baik.

Sekian beberapa tips yang mungkin bisa diterapkan bagi kelancaran dari bisnis ritel milik Anda. Semoga bisa bermanfaat dan semakin membantu dalam mengembangkan usaha ritel Anda untuk menjadi lebih besar lagi untuk kedepannya. Apabila membutuhkan pendampingan dalam membuka ritel anda, silahkan kontak 0818521172 atau 081-252-982900. Kami siap membantu!