Cara mengelola piutang penjualan perusahaan dan 7 tips menagih hutang pada orang-orang yang kita Pinjami.
Umumnya sebelum memberikan utang kepada pelanggan biasanya salesman perusahaan diberikan bekal bagaimana mengelola piutang agar piutang penjualan tidak macet. Namun demikian, ternyata masih belum banyak perusahaan memberikan bekal ini sehingga banyak sekali piutang penjualan akhirnya macet sehingga perusahaan tidak menagih bahkan merupakan biang kenapa perusahaan akhirnya bangkrut. Di bawah ini ada beberapa cara mengelola piutang penjualan agar tidak macet.
Sebelum memberi utang pada customer sebaiknya lakukan cek dan recek kemampuan bayar dari customer tersebut. Perusahaan tertentu menggunakan format pertanyaan atau semacam quiz untuk memastikan apakah customer tersebut layak diberikan utang. Khusus untuk customer yang membeli dipakai sendiri biasanya akan ditanyakan : gaji dan pekerjaan yang dilakukan saat ini, rumah yang ditinggali saat ini mengontrak atau milik sendiri, kalau pihak yang mau berhutang adalah wanita maka ditanyakan suaminya bekerja dimana dan jabatannya apa, property dan harta yang kelihatan akan dicek juga supaya melalui fisik performance customer bisa diketahui mampu bayar atau tidak.
Kalau yang minta utang adalah toko, pertanyaan-pertanyaan akan dilakukan pula apakah tokonya ngontrak, berapa lama berbisnis, cek apakah supplier lain juga memberikan kredit pada toko ini. Serta cek barang dagangan yang ada di toko apakah cukup banyak persediaannya atau ala kadarnya. Terakhir menunjukan aktivitas pemilik toko dalam menjaga persediaan, kalau persediaan banyak berarti pemilik toko memiliki uang untuk belanja ke supplier lain.
Perusahaan juga akan menerapkan untuk tidak memberikan kredit ke toko baru. Salesman dianjurkan menjual secara tunai. Dengan menjual tunai ini salesman bisa lakukan test terhadap toko tersebut sambil melihat perilaku dari pemilik toko. Kemudian baru diberikan kredit kalau memang pembeliannya rutin. Itupun dilakukan dengan memberikan limit kredit pada pemilik toko.
Menggunakan kolektor untuk mengelola piutang penjualan juga suatu cara agar piutang penjualan tidak sampai bad debt. Memang untuk perusahaan tertentu salesman juga diwajibkan menagih.
Perushaan membuat tools semacam laporan yang bisa dianalisis agar piutang penjualan di luar kantor bisa dikendalikan dengan membuat grafik current over due. Lalu menerapkan audit lapangan dan memeriksa semua piutang penjualan yang ada dilapangan sudah sesuai atau tidak. Sebab dikuatirkan piutang penjualan tidak tertagih ternyata piutang fiktif. Atau piutang bermasalah yang disebabkan oleh descripansi, yaitu ketidak sesuaian yang berkaitan dengan nama customer, alamat customer, barang tidak sesuai baik kuatintas dan kualitasnya, serta ketidak cocokan domkumen lainnya.
Di atas adalah cara mengelola piutang penjualan agar tidak bad debt. Nah, untuk mengetahui dan belajar ilmu mengelola piutang penjualan lebih dalam bisa pelajari Buku Account receivable yang ditulis oleh Frans M. Royan.
Berikut adalah 7 cara cerdik menagih utang kepada teman atau pun orang-orang di sekitar Anda:
1. Lewat Telepon. Kesungkanan bertatapan langsung dan mengutarakan secara lugas maksud keinginan Anda untuk menagih hutang merupakan penghalang yang harus ditemukan jalan keluarnya. Dan solusi yang tepat untuk masalah ini adalah dengan membicarakannya melalui telepon. Walaupun mungkin ada kesusahan juga pertama kalinya ketika Anda melakukan komunikasi dengan orang yang Anda hutangi, tetapi intimidasi akan sangat berkurang begitu Anda melakukan perbincangan dan mengungkapkan tujuan Anda menghubunginya.
2. Bilang Butuh Uang. Keterusterangan merupakan awal yang baik Anda bisa menerima sesuatu yang baik pula. Katakan kepada orang yang Anda hutangi bahwa Anda benar-benar membutuhkan uang dan untuk apa uang itu akan dipergunakan. Mudah-mudahan dengan pendekatan seperti ini bisa menggugah hatinya untuk membayarkan hutang kepada Anda saat itu juga.
3. Sindiran Halus. Karena orang yang Anda hutangi adalah orang-orang terdekat atau yang Anda kenal maka sesekali lakukanlah sindiran halus kepada orang yang Anda hutangi. Hal ini digunakan bila perkataan baik-baik secara tatap muka tidak mempan juga dan mendorongnya melunasi hutang-hutangnya.
4. Hubungi Keluarganya. Bila semua cara secara langsung tidak ampuh juga untuk membuatnya sadar dan bersegera membayarkan hutang-hutangnya maka cara terbaik adalah dengan menghubungi anggota keluarganya. Katakan dengan jujur dan bijak kondisi yang sesungguhnya tentang apa yang dialami oleh penerima hutang yang tak lain adalah bagian dari keluarga itu dengan Anda. Ungkapkanlah maksud kedatangan Anda dengan sebenar-benarnya dan mintalah dengan santun pertanggungjawaban kepada keluarga tersebut. Walaupun sepertinya agak berat melakukannya, tetapi itu cukup cara ampuh agar uang Anda dapat kembali.
5. Kesepakatan Baru. Sesuatu yang berlarut-larut penyelesaiannya haruslah dicari sesuatu alternatif yang baru, dalam hal ini adalah sebuah kesepakatan baru. Jadwalkan ulang waktu dan besarnya hutang yang harus dibayar. Bahkan agar lebih kuat hukumnya. Maka bubuhkan materai dalam surat kesepakatan.